JAKARTA - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDIP), Pramono Anung mengatakan, setidaknya ada empat kategori latar
belakang seseorang jika akan maju sebagai anggota legislatif.
Keempat
kategori tersebut ialah publik figur, aktivis partai maupun aktivis
sosial masyarakat, Pensiunan TNI/Polri dan pengusaha.
Dari keempat kategori tersebut, publik figur dinilai
akan mengeluarkan biaya politik paling kecil jika akan maju dalam
pileg. "Rata-rata publik figur pengeluarannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan aktivis partai, dan lain-lain," jelasnya kepada wartawan di DPR, Jakarta, Rabu (09/05/2012).
Pram juga mengatakan secara rinci kisaran anggaran yang akan dikeluarkan
untuk keempat kategori tersebut. "Pengeluaran publik figur antara Rp100
juta sampai Rp500 juta. Aktivis partai antara Rp300 juta sampai Rp1
miliar. Nah yang pensiunan birokrasi di atas Rp1 miliar sampai Rp1,8 miliar. Sedangkan pengusaha di atas Rp1,8 miliar," paparnya.
Bahkan,
sambung Pram, seorang dengan latar belakang pengusaha bisa menghabiskan
dana sebesar Rp22 miliar untuk maju sebagai caleg.
"Pengeluaran
terbesar rata-rata adalah pengusaha. Kisarannya Rp2 miliar lebih. Yang
mengejutkan ada pengusaha yang pengeluarannya sangat ekstrim, sampai
Rp22M. Jadi ini rata-rata," ujarnya.
Maka dari itu, Pram khawatir, dengan disepakatinya
sistem pemilu yang terbuka, maka itu akan membuka peluang kepada siapa
yang memiliki dana besar akan menjadi pemenang. "Saya khawatir dalam
sistem proporsional terbuka ini, lama-lama, jangan-jangan yang masuk
kebanyakan orang yang punya duit banyak," pungkasnya.